Sabtu, 20 November 2010

Tahapan Perkembangan Anak Balita (0-59 bulan) dan Anak Pra-Sekolah (60-72 bulan)

Orang tua, pengasuh dan pendidik perlu mengetahui tahapan perkembangan anak (anak didik), apakah perkembangannya berlangsung normal atau ada penyimpangan. Bilamana pendidik mencurigai anak didiknya mengalami penyimpangan perkembangan atau terlambat berkembang dibandingkan dengan usianya maka dapat memberitahu orang tua agar segera memeriksakan anaknya ke fasilitas kesehatan sehingga dapat ditanggulangi secara dini.

Beberapa hal yang perlu diketahui tentang proses tumbuh kembang anak yaitu proses pertumbuhan dan perkembangan anak berlangsung teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan. Secara umum ciri-ciri tumbuh kembang anak adalah:
 Pertumbuhan dan perkembangan terjadi bersamaan dan berkorelasi. Misalnya: pertumbuhan otak dan serabut syaraf anak akan disertai perubahan fungsi yaitu perkembangan intelegensianya.
 Perkembangan mempunyai pola yang teratur dan berurutan. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal akan menentukan pertumbuhan dan perkembangan tahap selanjutnya. Misalnya: sebelum anak bisa berjalan, ia harus bisa berdiri dahulu.
 Perkembangan fungsi organ tubuh mempunyai pola yang tetap yaitu: perkembangan lebih dahulu terjadi pada daerah kepala kemudian menuju kearah bawah (kaudal), perkembangan terjadi pada kemampuan gerak kasar terlebih dahulu, kemudian diikuti kemampuan gerak halus.
 Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar. Kematangan merupakan proses dari dalam (intrinsik) yang terjadi dengan sendirinya sesuai bakat dan potensi anak. Sedangkan proses belajar akan mengasah kemampuan anak sehingga anak memiliki kemampuan menggunakan sumber dan potensi yang diwariskan pada anak.
 Perkembangan dapat diramalkan. Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak dari tahapan umum ketahapan spesifik yang terjadi secara teratur dan
 berkesinambungan. Dengan demikian tahapan perkembangan seorang anak dapat diramalkan.
Tahapan perkembangan anak yang berusia 0-72 bulan sebagai berikut:

Usia 0-3 bulan:
 Mengangkat kepala setinggi 45°
 Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah
 Melihat dan menatap wajah anda
 Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
 Suka tertawa keras
 Bereaksi terkejut terhadap suara keras
 Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum.
 Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan kontak

Usia 3-6 bulan:
 Berbalik dari telungkup ke telentang
 Mengangkat kepala setinggi 90°
 Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil
 Menggenggam pensil
 Meraih benda yang ada dalam jangkauannya
 Memegang tangannya sendiri
 Berusaha memperluas pandangan
 Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil
 Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik
 Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain sendiri


Usia 6-9 bulan:
 Duduk sendiri (dalam sikap bersila)
 Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan
 Merangkak dan meraih mainan atau mendekati seseorang
 Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
 Memungut dua benda, masing-masing tangan memegang satu benda pada saat yang bersamaan
 Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup
 Bersuara tanpa arti seperti: mamama, bababa, dadada, tatata
 Mencari mainan/benda yang dijatuhkan
 Bermain tepuk tangan/cilukba
 Bergembira dengan melempar benda
 Makan kue sendiri

Usia 9-12 bulan:
 Mengangkat badannya ke posisi berdiri
 Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi
 Dapat berjalan dengan dituntun
 Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan
 Mengenggam erat pensil
 Memasukkan benda ke mulut
 Mengulang menirukan bunyi yang didengar
 Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti
 Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja
 Bereaksi terhadap suara bisikan (perlahan)
 Senang diajak bermain "CILUK BA"
 Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal

Usia 12-18 bulan:
 Berdiri sendiri tanpa berpegangan
 Membungkuk untuk memungut mainan kemudian berdiri kembali
 Berjalan mundur 5 langkah
 Memanggil ayah dengan kata "papa", memanggil ibu dengan kata "mama".
 Menumpuk dua buah kubus
 Memasukkan kubus di kotak
 Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, anak bisa mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu
 Memperlihatkan rasa cemburu/bersaing
Usia 18-24 bulan:
 Berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik
 Berjalan tanpa terhuyung-huyung
 Bertepuk tangan, melambai-lambai
 Menumpuk empat buah kubus
 Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
 Menggelindingkan bola kearah sasaran
 Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti
 Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga
 Memegang cangkir sendiri, belajar makan-minum sendiri

Usia 24-36 bulan:
 Jalan menaiki tangga sendiri
 Dapat bermain dan menendang bola kecil
 Mencoret-coret pensil pada kertas
 Bicara dengan baik, menggunakan dua kata
 Dapat menunjuk satu atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta
 Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama dua benda atau lebih
 Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu membawa suatu benda jika diminta
 Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah
 Melepas pakaiannya sendiri
Usia 36-48 bulan:
 Berdiri pada satu kaki selama 2 detik
 Melompat dengan kedua kaki diangkat
 Mengayuh sepeda roda tiga
 Menggambar garis lurus
 Menumpuk 8 buah kubus
 Mengenal 2-4 warna
 Menyebut nama, umur, tempat.
 Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan
 Mendengarkan cerita
 Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri
 Bermain bersama ternan, mengikuti aturan permainan
 Mengenakan sepatu sendiri
 Mengenakan celana panjang, kemeja, baju

Usia 48-60 bulan:
 Berdiri pada satu kaki selama 6 detik
 Melompat dengan kedua kaki diangkat
 Mengayuh sepeda roda tiga
 Menggambar garis lurus
 Menumpuk 8 buah kubus
 Mengenal 2-4 warna
 Menyebut nama, Usia, tempat
 Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan
 Mendengarkan cerita
 Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri
 Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan
 Mengenakan sepatu sendiri
 Mengenakan celana panjang, kemeja, baju
Usia 60-72 bulan:
 Berjalan lurus
 Berdiri dengan satu kaki selama 11 detik
 Menggambar 6 bagian tubuh, menggambar orang lengkap
 Menangkap bola kecil dengan kedua tangan
 Menggambar segi empat
 Mengerti arti lawan kata
 Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih
 Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya
 Mengenal angka, bisa menghitung angka 5 -10
 Mengenal warna-warni
 Mengungkapkan simpati
 Mengikuti aturan permainan
 Berpakaian sendiri tanpa dibantu

Sumber
Departemen Kesehatan RI, 2006, Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.

http://www.infodokterku.com/

Sabtu, 13 November 2010

Pengusaha Sukses

Purdi E Chandra lahir di Lampung 9 September 1959. Secara “tak resmi” Purdi sudah mulai berbisnis sejak ia masih duduk di bangku SMP di Lampung, yakni ketika dirinya beternak ayam dan bebek, dan kemudian menjual telurnya di pasar.
Bisnis “resminya” sendiri dimulai pada 10 Maret 1982, yakni ketika ia bersama teman-temannya mendirikan Lembaga Bimbingan Test Primagama (kemudian menjadi bimbingan belajar). Waktu mendirikan bisnisnya tersebut Purdi masih tercatat sebagai mahasiswa di 4 fakultas dari 2 Perguruan Tinggi Negeri di Yogyakarta.
Namun karena merasa “tidak mendapat apa-apa” ia nekad meninggalkan dunia pendidikan untuk menggeluti dunia bisnis. Dengan “jatuh bangun” Purdi menjalankan Primagama. Dari semula hanya 1 outlet dengan hanya 2 murid, Primagama sedikit demi sedikit berkembang. Kini murid Primagama sudah menjadi lebih dari 100 ribu orang per-tahun, dengan ratusan outlet di ratusan kota di Indonesia. Karena perkembangan itu Primagama ahirnya dikukuhkan sebagai Bimbingan Belajar Terbesar di Indonesia oleh MURI (Museum Rekor Indonesia).
Lego Motor, Berhenti Kuliah
Bukan suatu kebetulan jika pengusaha sukses identik dengan kenekatan mereka untuk berhenti sekolah atau kuliah. Seorang pengusaha sukses tidak ditentukan gelar sama sekali. Inilah yang dipercaya Purdi ketika baru membangun usahanya.
Kuliah di 4 jurusan yang berbeda, Psikologi, Elektro, Sastra Inggris dan Farmasi di Universitas Gajah Mada (UGM) dan IKIP Yogya membuktikan kecemerlangan otak Purdi. Hanya saja ia merasa tidak mendapatkan apa-apa dengan pola kuliah yang menurutnya membosankan. Ia yakin, gagal meraih gelar sarjana bukan berarti gagal meraih cita-cita. Purdi muda yang penuh cita–cita dan idealisme ini pun nekad meninggalkan bangku kuliah dan mulai serius untuk berbisnis.
Sejak saat itu pria kelahiran Punggur, Lampung Tengah ini mulai menajamkan intuisi bisnisnya. Dia melihat tingginya antusiasme siswa SMA yang ingin masuk perguruan tinggi negeri yang punya nama, seperti UGM.
Bagaimana jika mereka dibantu untuk memecahkan soal-soal ujian masuk perguruan tinggi, pikirnya waktu itu. Purdi lalu mendapatkan ide untuk mendirikan bimbingan belajar yang diberi nama, Primagama. “Saya mulai usaha sejak tahun 1982. Mungkin karena nggak selesai kuliah itu yang memotivasi saya menjadi pengusaha,” kisah Purdi. Lalu, dengan modal hasil melego motornya seharga 300 ribu rupiah, ia mendirikan Bimbel Primagama dengan menyewa tempat kecil dan disekat menjadi dua. Muridnya hanya 2 orang. Itu pun tetangga. Biaya les cuma 50 ribu untuk dua bulan. Kalau tidak ada les maka uangnya bisa dikembalikan.
Segala upaya dilakukan Purdi untuk membangun usahanya. Dua tahu setelah itu nama Primagama mulai dikenal. Muridnya bertambah banyak. Setelah sukses, banyak yang meniru nama Primagama. Purdi pun berinovasi untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikannya ini.
“Sebenarnya yang bikin Primagama maju itu setelah ada program jaminan diri,” ungkapnya soal rahasia sukses mengembangkan Bimbel Primagama. ”Kalau ikut Primagama pasti diterima di Universitas Negeri. Kalau nggak uang kembali. Nah, supaya diterima murid-murid yang pinter kita angkat jadi pengajar. Karena yang ngebimbing pinter, ya 90% bisa lulus ujian masuk perguruan tinggi negeri,” lanjutnya.

Sumber : www.purdiechandra.net

Kamis, 04 November 2010

Tsunami Storm Second-Texas



Penjelasannya:
Dampak dari musim badai Atlantik 2005 dan mengakibatkan kematian, cedera, kerusakan, dan perpindahan penduduk yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah AS. Untuk pertama kalinya, empat badai besar membuat pendaratan di Amerika Serikat, tiga dari 5 intensitas Kategori tercapai.

Pada tanggal 29 Agustus, Badai Katrina menghantam Gulf Coast, AS, menyebabkan kerusakan parah dari cerita badai gelombang-dua, angin yang kuat, dan hujan lebat. Sekitar 80% dari New Orleans dilanda banjir setelah kenaikan dari Teluk Meksiko terpaksa istirahat di tanggul, melepaskan air dari Danau Pontchartrain ke kota. Katrina menjadi badai paling mematikan AS sejak tahun 1928 dan kemungkinan bencana alam paling mahal pada catatan di Amerika Serikat.
Pada tanggal 24 September, respon dan pemulihan kegiatan di bangun dari Katrina terputus ketika Badai Rita melanda Gulf Coast. Rita diberikan lebih banyak rumah tidak layak huni dan ribuan lainnya mencari perlindungan di tempat lain. Lebih dari 200.000 orang mengungsi oleh badai dan disebar ke penampungan pengungsi di 18 negara bagianDan kesehatan konsekuensi ekonomi dari Badai Katrina dan Rita diperpanjang jauh melampaui kawasan Teluk dan negara-negara yang terkena dampak akhirnya dan masyarakat di seluruh Amerika Serikat.

CDC, bersama dengan lembaga-lembaga bencana-bantuan lainnya, memberikan layanan darurat setelah Badai Katrina dan Rita dan mengirimkan tim untuk melakukan surveilans penyakit dan cedera penilaian dan cepat kebutuhan antara penduduk dan tempat penampungan pengungsi. MMWR mengabdikan dua isu khusus (20 Januari 2006 dan 10 Maret 2006) untuk respon kesehatan masyarakat dengan CDC dan lain-lain. Reports from Laporan dari isu-isu dan masalah lainnya MMWR tentang tanggapan kesehatan masyarakat untuk badai pada tahun 2005 dan pada tahun-tahun sebelumnya yang ditawarkan pada link berikut untuk memberikan responden darurat dan penyedia perawatan kesehatan dengan sumber daya badai diperbarui.

Sumber: http://www.cdc.gov/mmwr/mguide_nd.html